Selasa, 22 November 2016

mini artikel cinta pada usia dewasa awal


Salah satu tugas perkembangan yang penting bagi dewasa awal adalah menjalin hubungan intim. Menurut teori Erikson  tugas perkembangan dewa-sa awal untuk menjalin hubungan intim berkaitan dengan krisis intimacy vs isolation. Pada tahap dewasa awal ini, seseorang berusaha memperoleh intimasi yang dapat diwujudkan melalui komitmen terhadap suatu hubungan dengan orang lain, baik dalam hubungan pacaran atau menikah. Bila seorang dewasa awal tidak mampu membentuk komitmen tersebut, ia akan merasa terisolasi dan self-absorbed. 
Intimasi adalah pengalaman yang ditan-dai oleh adanya kedekatan, kehangatan dan komunikasi yang mungkin disertai atau tanpa melibatkan kontak seksual (Rosen bluth & Steil, dalam Papalia, Old, & Feldman, 2008). Seseorang akan menjadi lebih intim, selama ada keterbukaan, saling responsif pada kebutuhan satu sama lain, serta adanya penerimaaan dan penghargaan yang saling menguntungkan (Papalia, Old, & Feldman, 2008). Keintiman juga meliputi kebutuhan untuk membentuk hubungan bagi tingkah laku manusia dan rasa memiliki (sense of belonging). Intimasi dengan lawan jenis umumnya terjadi dalam konteks berpacaran dan pernikahan, dan untuk mem-pertahankan hubungan yang baik dengan teman dan pasangan serta mendapatkan kepuasan dalam menjalankan hubungan romantis, setiap individu memerlukan inti-masi
            Cinta adalah salah satu sumber keintiman bagi manusia khusunya pada masa dewasa awal Jika kita berbicara tentang cinta seseorang terhadap orang lain, mungkin definisi yang tepat adalah yang dikemukakan oleh Robert Heinlein (dalam Masters dkk, 1992) yaitu cinta adalah suatu kondisi dimana kebahagiaan individu yang dicintai tersebut sangat penting bagi diri orang yang mencinta
Menurut penelitian Juliana (2005), cinta merupakan suatu perasaan yang mengandung unsur-unsur perhatian,ketertarikan, dan penghargaan terhadap orang yang dicintai. Bentuk cinta yang dirasakan para responden penelitianya itu mengacu pada teori Stenberg adalah Consummate Love, dimana di dalamnya terdapat tiga komponen cinta yaitu keintiman, gairah,dan komitmen yang kadarnya berbeda di tiap responden
Pengaruh-pengaruh cinta Seperti yang dinyatakan oleh Rubin (dalam Hendrick & Hendrick, 1992), bahwa cinta dapat mempengaruhi cara berpikir, merasa dan bertingkahlaku. Beberapa  peneliti lainnya juga berusaha menjelaskan  bagaimana pengaruh cinta ini terhadap kehidupan individu seperti Hatfield dan  Rapson (dalam Santrock, 1999), Berscheid  dan Fei (dalam Santrock, 1999), Berscheid, Burgess, dan Huston (dalam Feldman, 1996), Hendrick & Hendrick (1992), Bhrem (1992).
 Dapus:
 Hendrick, S.S., & Hendrick, C. (1992). Liking Loving and Relating. Second Edition. California: Wadsworth, Inc
Juliana (2005) Fenomena jatuh cinta pada remaja Psikologia NO1 Vol 1
Bhrem, Sharon. S. (1985). Intimate Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc
Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D. (2000). Human Development. Eight Edition. New York: McGraw-Hill Companies 

Santrock, J.W. (1999). Life-Span Development. Seventh Edition. New York: McGraw-Hill
Companies




Tidak ada komentar:

Posting Komentar