Ujian Akhir Semester
Rika Purnamasari (1502202)
Dalam era
globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya
internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan
sosialisasi, pendidikan, bisnis, dsb. Media sosial merupakan situs dimana
seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung dengan setiap
orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast
, maka media sosial menggunakan internet.
Sangat
mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seseorang dalam membuat akun
di media sosial. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasa nya
memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama
teman-temannya. Semakin aktif seorang remaja di media sosial maka mereka
semakin dianggap keren dan gaul. Namun kalangan remaja yang tidak mempunyai
media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan jaman, dan kurang bergaul.
Bagi kalangan
remaja di Indonesia, media sosial seakan menjadi (teman) Studi yang muncul
menemukan pemuda yang menghabiskan sebagian besar dari kehidupan sehari-hari
mereka interact-ing melalui media sosial.yang yang setiap saat bisa diakses
dimanapun dan kapanpun (Jun : 2011).
Para
pengguna media sosial pun dapat mengakses informasi tentang berbagai hal selain
itu mereka juga dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya
tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial
sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan.
Media
sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak
ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun
mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh
yang besar dalam kehidupan remaja. Dampak yang ditimbulkan dalam hal ini cukup
banyak baik dampak fositif dan negatif.
Menurut Papalia & Old (2011) Masa
remaja merupakan periode pertumbuhan antara kanak-kanak dengan masa dewasa.
Remaja adalah masa transisi transisi sebab pada saat itu, seseorang telah
meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.
ciri-ciri remaja menurut Nurihsan
&Agustin (2011) salah satunya adalah sebagai masa peralihan. Elkind (Santrock:2007),
Galanaki (2012) mengemukakan betapapun pemikiran remaja telah jauh berkembang
dibandingkan pemikiran anak usia sekolah, tetapi dalam beberapa hal pemikiran
remaja terlihat kurang matang.Menurut G. Stanley (dalam Santrock, 2011)
menyebutkan bahwa masa remaja merupakan masa-masa “badai dan stres” (storm and
stress) untuk menggambarkan masa bergolak yang diwarnai oleh konflik dan
perubahan suasana hati (mood). Oleh karena itu, dalam masa peralihan inilah remaja terkadang tidak mampu
memanaj dirinya sendiri, seperti fenomena dewasa ini remaja sangat
ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu dekat dengan smartphone
yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di dunia online
yang seakan tidak pernah berhenti.Motifnyapun sangat beragam motif informasi,
identitas pribadi, interaksi soasial dll (Putri :2012). Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara
(STSN) bersama Yahoo! melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan
remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi
pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%. Media sosial dewasa ini sangat
beragam, dan yang popular di Indonesia ini seperti Frendster, Facebook,
Twetter, Instagram, Path, Whatsapp,Line, BBM, dsb.
Penggunaan media sosial dikalangan
remaja memang mempunyai dampak fositif salah satunya memperluas jaringan
komunikasi dan pertemanan antar individu. Seperti hasil penelitian Tartari
(2015), Tat (2014), Perloff (2014), yang sama-sama mengemukakan bahwa media
sosial mampu memberikan keterampilan komunikasi seseorang dengan orang lain,
memudahkan seseorang untuk berkomunikasi, dan sarana pengembangan kreatifitas.
Senada dengan hal tersebut Ayun (2015) dalam penelitianya menyatakan bahwa
selain media sosial merupakan sarana komunikasi yang praktis, remaja juga
membentuk keunikan identitasya didalam media sosial. Tidak hanya itu, remaja
membentuk citra fositif bagi didri sendiri. Penelitian
Sponcil (___) menjelaskan bahwa banyak sekali dampak positif dari penggunan
sosial media yaitu memantau keluarga dari jarak yang jauh dan tidak langsung. Sisi
lain, media sosial juga mengembangkan hubungan interpersonal remaja penelitianya
menunjukan tingkat perkembangan
hubungan interpersonal (persahabatan) melalui jejaring sosial adalah pada 68.7%
(Abadi:
2013).
Sedangkan
Rachmah (2012), Pinem (2014) seolah
menegaskan bahwa facebook&Path merupakan sarana unjuk diri dalam
mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran, bisa dengan mengupload
foto-foto kegiatan disekolah, prestasi akademiknya, sehingga akan memotivasi
remaja untuk terus berprestasi dalam ekseistensinya didunia maya/media sosial. Setiap
individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia
maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah
dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk
menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung
tertentu. Bahkan dalam salah satu di SMA 1Depok
Sleman penelitian
menunjukan terdapat peningkatan hasil belajar antara kelas yang memanfaatkan Facebook
dengan kelas yang tidak memanfaatkan Facebook (Rachmah : 2012).
Selain dampak fositif, sosial media
dikalangan remaja juga mempunyai pengaruh yang negative dan merugikan remaja
itu sendiri. Banyak penelitian yang mengenai sosial media dikalangan remaja
salah satunya: Sriyanto (2014) menyatakan adanya pengaruh pola asuh dan media
sosial dalam perilaku arsetif dan kenakalan remaja, memang dalam penggunaan
sosial media dapat membantu berkumunikasi dengan orang jauh sekalipun, akan tetapi penggunaan
gadget/ sosial media yang berlebihan akan sebaliknya berpengaruh menjauhkan
yang dekat dan yang ada disekeliling kita dan remaja terlalu asik dengan dunia
mayanya sendiri mengontrol diri/ control diri sangat diharuskan guna
menselaraskan kehidupan (Farid:2014). Selain itu, penelitian Teasley (2013) menjelaskan
bahwa cyberbullying banyak terjadi didalam dunia maya/ media sosial. Cara
berkomunikasi remaja didunia nyata berbeda dengan cara merekan berkomunikasi
didunia maya /sosial media,kegiatan bullying seperti penyebutan nama palsu,
mengolok-olok dikolom komentar maupun status, dan berkomentar dengan bahasa
yang buruk juga nyatanya sering terjadi pada remaja. Hal ini dikarenakan ia
merasa bahwa ini hanyalah keisengan dan keseruan didunia maya/ sosial media. Diperkuat
denan penelitian Akbar& utari, Weismann&Pandie (2016) juga menyatakan Semakin
rendah perilaku reaktif pelaku maka makin rendah pula perilaku reaktif korban cyberbullying.Dalam
media sosial memungkinkan adanya kekerasan media, konsumsi media yang berlebih/ menimbulkan kecanduan penggunaan
media sehingga ketergantunganpun tidak bisa dihindari (Mastronardi :2012). Lebih dari itu Rahma (2012) menenumkan adanya pengaruh sosial media terhadap prilaku seksual
beresiko seperti perilaku seksual sesama jenis.
Seringkali penggunaan media sosial mengganggu proses belajar
remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu ada notification chatting
dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar Dalam sebuah
penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert.,
Yuanita. (2012) Menyatakann bahwa Semakin introvert
seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan.
Artinya, seseorang yang mempunyai kepribadan introvert akan terbantu dengan
adanya sosial media dalam rangka mengembangkan diri dan kreatifitasnya. Tetapi
ketika remaja yang berkepribadian introvert tersebut mengekspresikanya secara
berlebihan dan tidak sesuai norma yang berlaku dimasyarakat, maka hal tersebut
mempunyai dampak yang negative. Selain itu penelitian Pratama&Setyaningsih
(2015) menjelaskan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara sosial media
sosial yang sesuai dengan kebutuhan seksual pranikah. Diutarakan banyak sekali
kasus hubungan seksual pranikah dengan penggunaan media sosial itu sendiri.
Dengan
demikian, penggunaan sosial media mempunyai dampak fositif dan negative.
Berdampak fositif apabila penggunaan sosial itu digunakan secara baik, pemiihan
sosial media secara cermat tanpa melakukan pelanggaran yang menyangkut hukum,
tidak merugikan diri sendiri baik secara waktu maupun finansial.Selain itu
sosial media akan berdampak buruk apabila penggunaan media sosial dipakai hanya
untuk aksi yang tidak bermanfaat, pengguanan secara berlebihan dan melalpaui
batas.
Oleh
karena itu, Peran orangtua sangat dibutuhkan sebagai pengawas dan juga sosok
yang memahami anak. Keluarga harus dapat memberikan fungsi afektif agar seorang
anak mendapatkan perhatian yang cukup. Yusuf (2005) mengemukanan bahwa faktor
yang mempengaruhi perkembangan remaja salah satunya adalah keluarga . Remaja
cenderung akan mengalami kondisi yang labil sehingga diperlukan pengawasan dan
bimbingan dari orang tua terutama pada remaja (Rahim: 2013) menurut Hartodinata
(2013) peran orang tua terutama ibu sangat penting dalam pengawasan,
pengontrolan dan pembimbingan remaja dalam media sosial.
Dalam
kasus-kasus tertentu seringkali ditemukan para remaja mengalami kekosongan
karena kebutuhan akan bimbingan orangtua tidak ada atau kurang. Hal ini
disebabkan karena keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga yang secara
ekonomis kurang mampu, hal tersebut disebabkan karena orang tua harus mencari
nafkah, sehingga tidak ada waktu sama sekali untuk memperhatikan dan mengasuh
anak-anaknya, sedangkan kasih saying ibu dalam memberi waktu dan kasih sayang
merupakan motif keibuan yang dapat membentuk karakter fositif anak
(Najati:2005). Berbeda lagi pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah
karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjanya, Bagi
orangtua yang telah bercerai, harus tetap menjaga kualitas hubungan antara
orangtua dan anak karena hubungan yang terjalin akan memiliki kontribusi pada
remaja putri dalam mencapai resiliensinya (Dewanti: 2014). Frekuensi dalam
penggunaan sosial media hendaknya diatur agar Menurut Kaningya (2012) seorang
individu harus mengatur frequensi dalam menggunakan internet dan sosial media.
Intinya,
Sosial media mempunyai dampak positif dan keuntungan dalam perkembangan ilmu
dan teknologi misalnya saja memudahkan dalam hal komunikasi, mencari dan
mengakses informasi, mengembangkan relasi, menambah temandan lain sebagainya,
namun disisi lain media sosial juga membawa dampak negatif bagi para anak-anak
dan remaja seperti perubahan sikap yang ditunjukan setelah mereka kecanduan
jejaring sosial diantaranya mereka menjadi malas karenaterlalu asyik dengan
jejaring sosial mereka, mereka juga lupa akan kewajibanmereka sebagai pelajar.
Penggunaan media sosial
bagi remaja di Indonesia membutuhkan peran serta dari orang tua dan orang-orang
terdekat juga berkewajiban melakukan pengawasan terhadap penggunaan sosial
media baik secara frequensi penggunaanya, maupun memberikan pemahaman fungsi
media sosial itu sendiri bagi generasi muda disekitarnya.
Daftar Pustaka
Abadi,dkk.
(2013).Media Sosial dan Pengembangan Hubungan
Interpersonal Remaja Sidoarjo. Kanal Vol 2. No.1. 1-106
Afiyah, Farid (2014). Religiusitas,
Kontrol Diri Dan Kenakalan Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 3,
No. 02, hal 126 - 129
Ahn, Jun (2011). The Effect of Social Network Sites on
Adolenscents Social and Academic Development: Current Theories and
Controversies. Journal of The American Society For Information Science and
Technology. August DOI: 10.1002.
Akbar, Utari. (2013). Cyberbullying pada Media Sosial. Ilmu Komunikasi. Vol 1 2.
Ayun, PQ. (2015). Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial
dalam Membentuk Identitas. Channel. Vol 3. No 2. Oktober hal
1-16.ISSN:23389176.
Dewanti& Suprapti. (2014). Resiliensi Remaja Putri terhadap
Problematika Pasca Orang Tua Bercerai. JURNAL Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan
164
Volume 3, No. 3, Desember 2014.
Galanaki,Evangelia. (2012).
The Imaginary audience and The Personal Fable:
A Test Of Elkind’s Teori of Adolescent Egocentrism. Psychology Vol.3 No.6. 457-466
Idek, Hartodinata (2013). [Peran Orang Tua dalam Penggunaan Jejaring
Sosial. Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara Medan.
Kanyinga, etc. (2015).Frequent Use of Social Networking Sites Is
Associated with Poor Psychological Functioning Among Children and Adolescents.CYBERPSYCHOLOGY,
BEHAVIOR, AND SOCIAL NETWORKINGVolume 18, Number 7, 2015 Mary Ann Liebert,
Inc.DOI: 10.1089/cyber.2015.0055.
Mastronardi, Maria. (2012). Adolescence
and Media. Journal of Language and Social Psychology December 1, 2012 31: 437-446
Najati, MU (2005). Psikologi dalam Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.
Nurihsan, Agustin (2011). Dinamika
Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung : Refika Aditama.
Pandie&
Weismann. (2016). Pengaruh Cyberbullying di Media Sosial Terhadap Perilaku
Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban Cyberbullying Pada Siswa Kristen
SMP Nasional Makasar. Jurnal Jaffray. Vol 14 No 1.
Papalia, et.al (2011). Human
Development Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Patama&Setyaningsih
(2015). Efek Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap Prilaku Seksual Pranikah pada
Remaja. Indonesian Journal On Medical Science - Volume 2 No 2 - Juli 2015.
Perloft,
Richard (2009). Social Media Effects on
Young Women’s Body Image Concerns: Theoretical Perspectives and an Agenda for
Research SexRoles DOI 10.1007/s11199-014-0384-6.
Pinem. (2014).Pola Komunikasi Penguuna Sosial Media Path. Skripsi
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Putri, OK.
(2012).Motif Remaja Dalam Menggunakan
Media Sosial Facebook. 2Universitas
Pembangunan Nasional.
Rachmah, AJ. 2012. Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Sebagai
Media Pembelajaran. EJPTI (Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik
Informatika) Volume 1, Nomor 3, Bulan November 2012].
Rahim. (2013). Peran
Orang Tua Terhadap Pendidikan Karakter Remaja Putri Menurut Islam.Jurnal
Al-Ulum Volume. 13 Nomor 1, Juni 2013 Hal 87-102
Rahma,
dkk. (2012). Pengaruh Sosial Media
Terhadap Perilaku Seksual Beresiko Pada Siswa di SMA 6 Makasar. Repositori
Hasanuddin Jurnal vol 2 nomb 1.
Santrock. JW.(2007). Remaja Edisi 11 jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Santrock.JW.(2011). Life Span
Development Perkembangan Masa Hidup Edisi ke tigabelas Jilid I. Jakarta :
Erlangga.
Setyastuti,
Yuanita.
2012. Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks Komunikasi dan Tipe
Kepribadian Ekstrovert – Introvert . Jurnal Komunikator. Volume 4, Nomor 2,
Bulan November 2012].
Sponcil, Megan. (___). Use of Social Media by College Students:
Relationship to communication and self-concept. Journal of Technology
Research. Page 1-13.
Sriyanto,dkk. (2014). Prilaku Asertif dan Kecenderunagan Kenakalan
Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media Massa. Jurnal Psikologi Vol.
41, No 1, Juni 2014: 74-88.
Talrari, Eldea.
(2015). Benefits and Risks Of Children and Adolescents Using Social Media.
European Scientific Journal May 2015 edition vol.11, No.13 ISSN: 1857 – 7881
(Print) e - ISSN 1857- 7431.
Tarantino,dkk.(). Effects
of Student Engagement with Social Media on Student Learning: A Review of
Literature. The Journal of Technology in Student Affairs.
Tat,
Ute.(2014). Social Media and Its Effects On Individuals And Social System.
Management Kowledge and Learning 25-27.
Teasley,
Martell. (2013). Cyberbullying, Youth
Behavior and Society. Child Adolesc Behav Volume 2 • Issue 1 • 1000119.
Yusuf, Syamsu.(2008). Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosdakarya.