Minggu, 19 Juni 2016

DAMPAK MEDIA SOSIAL BAGI REMAJA



 Ujian Akhir Semester
Rika Purnamasari (1502202)
Dalam era globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dsb. Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast , maka media sosial menggunakan internet.
Sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seseorang dalam membuat akun di media sosial. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasa nya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman-temannya. Semakin aktif seorang remaja di media sosial maka mereka semakin dianggap keren dan gaul. Namun kalangan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan jaman, dan kurang bergaul.
Bagi kalangan remaja di Indonesia, media sosial seakan menjadi (teman) Studi yang muncul menemukan pemuda yang menghabiskan sebagian besar dari kehidupan sehari-hari mereka interact-ing melalui media sosial.yang yang setiap saat bisa diakses dimanapun dan kapanpun (Jun : 2011).
Para pengguna media sosial pun dapat mengakses informasi tentang berbagai hal selain itu mereka juga dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan.
Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan remaja. Dampak yang ditimbulkan dalam hal ini cukup banyak baik dampak fositif dan negatif.


Menurut Papalia & Old (2011) Masa remaja merupakan periode pertumbuhan antara kanak-kanak dengan masa dewasa. Remaja adalah masa transisi transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa. ciri-ciri remaja menurut Nurihsan &Agustin (2011) salah satunya adalah sebagai masa peralihan. Elkind (Santrock:2007), Galanaki (2012) mengemukakan betapapun pemikiran remaja telah jauh berkembang dibandingkan pemikiran anak usia sekolah, tetapi dalam beberapa hal pemikiran remaja terlihat kurang matang.Menurut G. Stanley (dalam Santrock, 2011) menyebutkan bahwa masa remaja merupakan masa-masa “badai dan stres” (storm and stress) untuk menggambarkan masa bergolak yang diwarnai oleh konflik dan perubahan suasana hati (mood). Oleh karena itu,  dalam masa peralihan inilah remaja terkadang tidak mampu memanaj dirinya sendiri, seperti fenomena dewasa ini remaja sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu dekat dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti.Motifnyapun sangat beragam motif informasi, identitas pribadi, interaksi soasial dll (Putri :2012).  Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo! melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%. Media sosial dewasa ini sangat beragam, dan yang popular di Indonesia ini seperti Frendster, Facebook, Twetter, Instagram, Path, Whatsapp,Line, BBM, dsb.

Penggunaan media sosial dikalangan remaja memang mempunyai dampak fositif salah satunya memperluas jaringan komunikasi dan pertemanan antar individu. Seperti hasil penelitian Tartari (2015), Tat (2014), Perloff (2014), yang sama-sama mengemukakan bahwa media sosial mampu memberikan keterampilan komunikasi seseorang dengan orang lain, memudahkan seseorang untuk berkomunikasi, dan sarana pengembangan kreatifitas. Senada dengan hal tersebut Ayun (2015) dalam penelitianya menyatakan bahwa selain media sosial merupakan sarana komunikasi yang praktis, remaja juga membentuk keunikan identitasya didalam media sosial. Tidak hanya itu, remaja membentuk citra fositif bagi didri sendiri. Penelitian Sponcil (___) menjelaskan bahwa banyak sekali dampak positif dari penggunan sosial media yaitu memantau keluarga dari jarak yang jauh dan tidak langsung. Sisi lain, media sosial juga mengembangkan hubungan interpersonal remaja penelitianya menunjukan tingkat perkembangan hubungan interpersonal (persahabatan) melalui jejaring sosial adalah pada 68.7% (Abadi: 2013). Sedangkan Rachmah (2012), Pinem (2014) seolah menegaskan bahwa facebook&Path merupakan sarana unjuk diri dalam mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran, bisa dengan mengupload foto-foto kegiatan disekolah, prestasi akademiknya, sehingga akan memotivasi remaja untuk terus berprestasi dalam ekseistensinya didunia maya/media sosial. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu. Bahkan dalam salah satu di SMA 1Depok Sleman penelitian menunjukan terdapat peningkatan hasil belajar antara kelas yang memanfaatkan Facebook dengan kelas yang tidak memanfaatkan Facebook (Rachmah : 2012).
Selain dampak fositif, sosial media dikalangan remaja juga mempunyai pengaruh yang negative dan merugikan remaja itu sendiri. Banyak penelitian yang mengenai sosial media dikalangan remaja salah satunya: Sriyanto (2014) menyatakan adanya pengaruh pola asuh dan media sosial dalam perilaku arsetif dan kenakalan remaja, memang dalam penggunaan sosial media dapat membantu berkumunikasi dengan  orang jauh sekalipun, akan tetapi penggunaan gadget/ sosial media yang berlebihan akan sebaliknya berpengaruh menjauhkan yang dekat dan yang ada disekeliling kita dan remaja terlalu asik dengan dunia mayanya sendiri mengontrol diri/ control diri sangat diharuskan guna menselaraskan kehidupan (Farid:2014). Selain itu, penelitian Teasley (2013) menjelaskan bahwa cyberbullying banyak terjadi didalam dunia maya/ media sosial. Cara berkomunikasi remaja didunia nyata berbeda dengan cara merekan berkomunikasi didunia maya /sosial media,kegiatan bullying seperti penyebutan nama palsu, mengolok-olok dikolom komentar maupun status, dan berkomentar dengan bahasa yang buruk juga nyatanya sering terjadi pada remaja. Hal ini dikarenakan ia merasa bahwa ini hanyalah keisengan dan keseruan didunia maya/ sosial media. Diperkuat denan penelitian Akbar& utari, Weismann&Pandie (2016) juga menyatakan Semakin rendah perilaku reaktif pelaku maka makin rendah pula perilaku reaktif korban cyberbullying.Dalam media sosial memungkinkan adanya kekerasan media, konsumsi media  yang berlebih/ menimbulkan kecanduan penggunaan media sehingga ketergantunganpun tidak bisa dihindari (Mastronardi :2012). Lebih dari itu Rahma (2012) menenumkan adanya  pengaruh sosial media terhadap prilaku seksual beresiko seperti perilaku seksual sesama jenis.
Seringkali penggunaan media sosial mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu ada notification chatting dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar Dalam sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert., Yuanita. (2012) Menyatakann bahwa Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan. Artinya, seseorang yang mempunyai kepribadan introvert akan terbantu dengan adanya sosial media dalam rangka mengembangkan diri dan kreatifitasnya. Tetapi ketika remaja yang berkepribadian introvert tersebut mengekspresikanya secara berlebihan dan tidak sesuai norma yang berlaku dimasyarakat, maka hal tersebut mempunyai dampak yang negative. Selain itu penelitian Pratama&Setyaningsih (2015) menjelaskan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara sosial media sosial yang sesuai dengan kebutuhan seksual pranikah. Diutarakan banyak sekali kasus hubungan seksual pranikah dengan penggunaan media sosial itu sendiri.
Dengan demikian, penggunaan sosial media mempunyai dampak fositif dan negative. Berdampak fositif apabila penggunaan sosial itu digunakan secara baik, pemiihan sosial media secara cermat tanpa melakukan pelanggaran yang menyangkut hukum, tidak merugikan diri sendiri baik secara waktu maupun finansial.Selain itu sosial media akan berdampak buruk apabila penggunaan media sosial dipakai hanya untuk aksi yang tidak bermanfaat, pengguanan secara berlebihan dan melalpaui batas.
Oleh karena itu, Peran orangtua sangat dibutuhkan sebagai pengawas dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus dapat memberikan fungsi afektif agar seorang anak mendapatkan perhatian yang cukup. Yusuf (2005) mengemukanan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja salah satunya adalah keluarga . Remaja cenderung akan mengalami kondisi yang labil sehingga diperlukan pengawasan dan bimbingan dari orang tua terutama pada remaja (Rahim: 2013) menurut Hartodinata (2013) peran orang tua terutama ibu sangat penting dalam pengawasan, pengontrolan dan pembimbingan remaja dalam media sosial.
Dalam kasus-kasus tertentu seringkali ditemukan para remaja mengalami kekosongan karena kebutuhan akan bimbingan orangtua tidak ada atau kurang. Hal ini disebabkan karena keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga yang secara ekonomis kurang mampu, hal tersebut disebabkan karena orang tua harus mencari nafkah, sehingga tidak ada waktu sama sekali untuk memperhatikan dan mengasuh anak-anaknya, sedangkan kasih saying ibu dalam memberi waktu dan kasih sayang merupakan motif keibuan yang dapat membentuk karakter fositif anak (Najati:2005). Berbeda lagi pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjanya, Bagi orangtua yang telah bercerai, harus tetap menjaga kualitas hubungan antara orangtua dan anak karena hubungan yang terjalin akan memiliki kontribusi pada remaja putri dalam mencapai resiliensinya (Dewanti: 2014). Frekuensi dalam penggunaan sosial media hendaknya diatur agar Menurut Kaningya (2012) seorang individu harus mengatur frequensi dalam menggunakan internet dan sosial media.
Intinya, Sosial media mempunyai dampak positif dan keuntungan dalam perkembangan ilmu dan teknologi misalnya saja memudahkan dalam hal komunikasi, mencari dan mengakses informasi, mengembangkan relasi, menambah temandan lain sebagainya, namun disisi lain media sosial juga membawa dampak negatif bagi para anak-anak dan remaja seperti perubahan sikap yang ditunjukan setelah mereka kecanduan jejaring sosial diantaranya mereka menjadi malas karenaterlalu asyik dengan jejaring sosial mereka, mereka juga lupa akan kewajibanmereka sebagai pelajar.
Penggunaan  media sosial bagi remaja di Indonesia membutuhkan peran serta dari orang tua dan orang-orang terdekat juga berkewajiban melakukan pengawasan terhadap penggunaan sosial media baik secara frequensi penggunaanya, maupun memberikan pemahaman fungsi media sosial itu sendiri bagi generasi muda disekitarnya.




























Daftar Pustaka

Abadi,dkk. (2013).Media Sosial dan Pengembangan Hubungan Interpersonal Remaja Sidoarjo. Kanal Vol 2. No.1. 1-106

Afiyah, Farid (2014). Religiusitas, Kontrol Diri Dan Kenakalan Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 3, No. 02, hal 126 - 129
Ahn, Jun (2011). The Effect of Social Network Sites on Adolenscents Social and Academic Development: Current Theories and Controversies. Journal of The American Society For Information Science and Technology. August DOI: 10.1002.
Akbar, Utari. (2013). Cyberbullying pada Media Sosial. Ilmu Komunikasi. Vol 1 2.
Ayun, PQ. (2015). Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas. Channel. Vol 3. No 2. Oktober hal 1-16.ISSN:23389176.
Dewanti& Suprapti. (2014). Resiliensi Remaja Putri terhadap Problematika Pasca Orang Tua Bercerai. JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
164 Volume 3, No. 3, Desember 2014.
Galanaki,Evangelia. (2012). The Imaginary audience and The Personal Fable: A Test Of Elkind’s Teori of Adolescent Egocentrism. Psychology Vol.3 No.6. 457-466
Idek, Hartodinata (2013). [Peran Orang Tua dalam Penggunaan Jejaring Sosial. Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.
Kanyinga, etc. (2015).Frequent Use of Social Networking Sites Is Associated with Poor Psychological Functioning Among Children and Adolescents.CYBERPSYCHOLOGY, BEHAVIOR, AND SOCIAL NETWORKINGVolume 18, Number 7, 2015 Mary Ann Liebert, Inc.DOI: 10.1089/cyber.2015.0055.
Mastronardi, Maria. (2012). Adolescence and Media. Journal of Language and Social Psychology December 1, 2012 31: 437-446
            Najati, MU (2005). Psikologi dalam Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.
Nurihsan, Agustin (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung : Refika Aditama.
Pandie& Weismann. (2016). Pengaruh Cyberbullying di Media Sosial Terhadap Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban Cyberbullying Pada Siswa Kristen SMP Nasional Makasar. Jurnal Jaffray. Vol 14 No 1.
Papalia, et.al (2011). Human Development Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Patama&Setyaningsih (2015). Efek Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap Prilaku Seksual Pranikah pada Remaja. Indonesian Journal On Medical Science - Volume 2 No 2 - Juli 2015.
Perloft, Richard (2009). Social Media Effects on Young Women’s Body Image Concerns: Theoretical Perspectives and an Agenda for Research SexRoles DOI 10.1007/s11199-014-0384-6.
Pinem. (2014).Pola Komunikasi Penguuna Sosial Media Path. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Putri, OK. (2012).Motif Remaja Dalam Menggunakan Media Sosial Facebook. 2Universitas Pembangunan Nasional.
Rachmah, AJ. 2012. Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Sebagai Media Pembelajaran. EJPTI (Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Informatika) Volume 1, Nomor 3, Bulan November 2012].
Rahim.  (2013). Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Karakter Remaja Putri Menurut Islam.Jurnal Al-Ulum Volume. 13 Nomor 1, Juni 2013 Hal 87-102
Rahma, dkk. (2012). Pengaruh Sosial Media Terhadap Perilaku Seksual Beresiko Pada Siswa di SMA 6 Makasar. Repositori Hasanuddin Jurnal vol 2 nomb 1.
Santrock. JW.(2007). Remaja Edisi 11 jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Santrock.JW.(2011). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi ke tigabelas Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Setyastuti, Yuanita. 2012. Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks Komunikasi dan Tipe Kepribadian Ekstrovert – Introvert . Jurnal Komunikator. Volume 4, Nomor 2, Bulan November 2012].
Sponcil, Megan. (___). Use of Social Media by College Students: Relationship to communication and self-concept. Journal of Technology Research. Page 1-13.
Sriyanto,dkk. (2014). Prilaku Asertif dan Kecenderunagan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media Massa. Jurnal Psikologi Vol. 41, No 1, Juni 2014: 74-88.
Talrari, Eldea. (2015).  Benefits and Risks Of Children and Adolescents Using Social Media. European Scientific Journal May 2015 edition vol.11, No.13 ISSN: 1857 – 7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431.
Tarantino,dkk.(). Effects of Student Engagement with Social Media on Student Learning: A Review of Literature. The Journal of Technology in Student Affairs.
Tat, Ute.(2014).  Social Media and Its Effects On Individuals And Social System. Management Kowledge and Learning 25-27.
Teasley, Martell. (2013). Cyberbullying, Youth Behavior and Society. Child Adolesc Behav Volume 2 • Issue 1 • 1000119.
Yusuf, Syamsu.(2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosdakarya.